Prabowo-Gibran banjir ucapan selamat dari pemimpin negara di dunia, Senin (26/2).
PEKALONGANNEWS.COM, Jakarta – Sebanyak 15 pemimpin negara mengucapkan selamat kepada capres Prabowo Subianto setelah unggul perolehan suara sementara di Pilpres 2024. Pemberi ucapan selamat itu antara lain
Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese, Presiden Uni Arab Emirat (UAE) Mohammed Bin Zayed, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, PM Singapura Lee Hsien Loong dan PM Malaysia Anwar Ibrahim.
Selain itu ada Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe, PM Albania Edi Rama, Presiden Timor Leste José Ramos-Horta, Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, PM India Narendra Modi, PM Inggris Rishi Sunak, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Filipina Bongbong Marcos, Presiden Nikaragua Daniel Ortega dan Presiden China Xi Jinping melalui Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang,
Kelima belas pemimpin dari berbagai negara di dunia itu mengucapkan selamat kepada Prabowo langsung melalui telepon maupun surat.
Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Hasanuddin Makassar Ishaq Rahman menyebut ucapan selamat dari para pemimpin berbagai negara itu sebagai pengakuan dunia internasional atas kemenangan paslon nomor urut 02 Prabowo- Gibran di Pilpres 2024.
“lazimnya dalam tata pergaulan antarnegara, para kepala negara yang memberi ucapan selamat itu karena sudah yakin kemenangan Prabowo-Gibran di quick count akan sama hasilnya di real count dan juga lakan dilantik sebagai presiden nantinya,” kata Ishaq dikutip Senin (26/2/2024).
Ia pun memastikan bahwa hal tersebut bisa saja berasal dari hasil analisis mereka dari sistem politik Indonesia. Biasanya, perwakilan negara asing itu melakukan fungsi pelaporan kepada negara asalnya dan bisa jadi juga para kepala negara tersebut juga telah memperoleh input informasi yang cukup meyakinkan.
Ishaq mengatakan meski KPU masih proses menghitung dan hasilnya belum diumumkan resmi, namun pengakuan negara luar menjadi pendorong legitimasi presiden terpilih, walau di dalam negeri masih terjadi dinamika politik. Menurutnya ada tiga aspek legitimasi dari hasil Pemilu 2024 yaitu legitimasi hukum, lpolitik dan legitimasi sosiologis.
“Pertama, kerja KPU adalah kerja berbasis aturan. Maka, apapun nanti hasil keputusan KPU akan memiliki legitimasi hukum yang kuat,” ujarnya.
Kedua secara politik, meski kandidat kalah dan partai politik belum mengakui kemenangan Prabowo-Gibran dan memilih mengambil langkah politik seperti hak angket untuk membatalkan hasil pemilu, akan tetapi pada akhirnya kandidat dan partai bakal tunduk terhadap keputusan hukum.
“Tetapi, legitimasi politik ini bakal bersinggungan dengan legitimasi hukum. Sebagai negara hukum, saya kira para politisi akhirnya tunduk pada keputusan hukum,” sebutnya.
Ketiga secara sosiologis kemenangan telak dengan suara mencapai sekitar 58 persen merupakan suara rakyat yang sesungguhnya, wacana kecurangan hanya dilemparkan oleh sejumlah elit saja
“Legitimasi sosiologis itu penerimaan masyarakat. Pemilu kali ini dianggap penuh kecurangan. Kita tinggal lihat apakah diterima atau ditolak masyarakat? Jika secara umum masyarakat menerima hasil pemilu, maka bisa diartikan kecurangan itu wacana elit dan masyarakat tidak merasa demikian,” jelasnya.
Ishak mengutarakan bahwa pemimpin dunia percaya politik Indonesia akan tetap stabil ke depan dengan kemenangan Prabowo-Gibran dal sekali putaran. Dirinya yakin pasangan 02 dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) itu dapat dukungan masyarakat yang kuat tidak hanya dalam negeri tapi juga luar negeri.
“Dengan kata lain, para pemimpin negara yang ucapkan selamat itu artinya mengkonfirmasi kemenangan 02 dengan melihat semua aspek dan mereka juga yakin akan tercipta legitimasi terhadap hasil Pemilu Indonesia ini nantinya,” paparnya. (*)