Cerita Tragis Pemuda Meninggal Dunia Gegara Tunggui Tabungan Modal Menikah Tidak Kunjung Cair

Cerita Tragis Pemuda Meninggal Dunia Gegara Tunggui Tabungan Modal Menikah Tidak Kunjung Cair

Orang tua almarhum Muhammad Sholeh memperlihatkan dua tabungan anaknya, Senin (2/9).

PEKALONGANNEWS.COM, KOTA PEKALONGAN – Nasib tragis menimpa Muhammad Sholeh (28) warga Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan. Pemuda yang bekerja sebagai pembuat freezer atau mesin pendingin kapal itu meninggal dunia di tengah kasus uang tabungannya di BMT Mitra Umat tidak bisa dicairkan.

Bacaan Lainnya

Diperoleh informasi anak pertama dari pasangan SL (52) dan WH (44) tersebut meninggal dunia setelah kondisinya memburuk sehingga harus dilarikan ke rumah sakit. Ibu korban membenarkan peristiwa tragis itu terjadi.

“Iya anak saya meninggal dunia di saat uang tabungannya tidak bisa dicairkan. Kodisinya drop waktu itu hingga harus opname,” ungkap WH saat ditemui di rumahnya, Senin 2 September 2024.

Ia tidak menampik kalau kondisi kesehatan anaknya yang memburuk juga berkaitan dengan situasi yang dirasakan oleh almarhum. Sebelum meninggal dunia pernah cerita soal uang tabungannya yang macet.

Sepeninggal anaknya, dirinya sempat ikut-ikutan seperti nasabah lain yang diminta mengumpulkan KTP dan selembar kertas yang ditandatangani namun tidak juga ada hasilnya.

“Saya tidak tahu apakah anak saya sudah pernah mengurus tabungannya karena memang anaknya pendiam dan mungkin juga khawatir kalau saya juga ikut kepikiran,” ujarnya.

SL ayah korban menambahkan kalau anaknya tersebut memang rajin menabung dan tiap dua minggu sekali pasti mengirimkan uang ke ibunya sebesar Rp 1 juta. Sebagian uang ditabungkan ke BMT Mitra Umat dan sisanya untuk membantu kebutuhan keluarga.

Saat masih sehat anaknya bekerja di Juwana, Pati sebagai pembuat mesin pendingin di kapal. Setelah mendengar ada kabar ramai BMT Mitra Umat macet lalu memilih pulang ke rumah dan sempat mengalami sakit.

“Sebelum lebaran yang kemarin ramai di BMT itu anak saya pulang. Di rumah mengalami sakit lalu opname selama lima hari, kemudian sempat membaik namun drop lagi dan masuk rumah sakit selama 10 hari sebelum akhirnya meninggal dunia,” bebernya.

Sementara itu Ketua BMT Mitra Umat, Muhammad Zaenudin saat dihubungi pantura24.com melalui pesan singkat maupun panggilan what’s app belum juga merespon.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *